بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Search

Selasa, 03 September 2013

Foto Pertemuan Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani Dengan Tokoh-Tokoh Agama Islam

Pertemuan Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani Dengan Syaikh Hisyam Qabbani
 
Pertemuan Khusus Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar  Rabbani Bersama Syaikh Hisyam Qabbani, Prof. Dr.H. M. Bambang Pranowo, MA, dan Bapak Hendro Martowardoyo

 
 Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar  Rabbani Bersama Syaikh Jibril Fu'ad Haddad 
(Lokasi Paninggahan/ Tepian Danau Singkarak)
  Foto Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani Bersama 
Syaikh Jibril Fu'ad Haddad 
Di Ruang Tamu pondok Pesantren Tasawuf Rabbani 

 Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar- Rabbani 
bersama 
KH. Ali Yafie dan Wakil Mentri Agama RI

 
 Tuangku Syaikh Muhamad Ali Hanafiah Ar Rabbani Bersama Kakanwil Kementrian Agama Sumatera Barat Saat Mendampingi Wakil Menteri Agama RI saat mengunjungi Pondok Pesantren Tasawuf Rabbani 
di Solok Sumatera Barat

 Kunjungan Wakil Menteri Agama RI ke Pondok Pesantren Tasawuf Rabbani
Beserta Kakanwil Kementrian Agama Sumatera Barat

Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani

Bersama 
Prof. DR. Nasaruddin Umar, MA (Wakil Menteri Agama RI)

 
 Jakarta, di ruang Rektorat UIN Syarif Hidayatullah
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat berbai'at kepada 
Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani

 Tausiyah, Dzikir, Dan Shalawat Akbar Di Mesjid Agung Al Muhsinin Kota Solok
Bersama 
Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani
 
 Kunjungan Opick Beserta Istri Ke Rumah
Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani

Sabtu, 04 Mei 2013

Biografi Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani


SEKILAS TENTANG
Maulana Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar  Rabbani
(Tuangku Hanafiah Grand Mursyid Qodiriyah Hanafiah)






Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani adalah salah satu ulama nusantara yang kembali memurnikan dan mengangkat nilai-nilai Tauhid pada ajaran-ajaran Tasawuf di Indonesia. Tuangku Hanafiah berupaya untuk memperkenalkan kembali ajaran Tasawuf murni yang terlepas dari pengaruh klenik serta ajaran-ajaran yang menyimpang dari nilai ke Tuhanan. Beliau sangat menyadari betapa banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan daripada ajaran Tasawuf  dan banyak juga diantaranya yang bukan ajaran Tasawuf malah mengatas namakan dirinya kelompok Tasawuf

Khususnya di Indonesia keprihatinan Tuangku semakin mendalam melihat praktek-praktek Tasawuf  yang seharusnya lebih mendekatkan hamba kepada Allah SWT, malah hanyut dengan ritual-ritual yang bukan lahir dari ajaran Tasawuf, semakin membuat hamba jauh dari nilai-nilai keTuhanan sendiri, bagi Tuangku Hanafiah, Tasawuf  merupakan “ruh” Islam yang semestinya dipelihara kemurniannya, bahkan dengan “ruh” inilah Islam menjadi Rahmat bagi seluruh alam.

Tuangku Hanafiah telah dikenal sebagai Grand Mursyid Thariqah Qodiriyah Hanafiah yang lahir dari pasangan   Sudirman Anwar dan Lisda Ghalib yang berasal dari Padang Sumatera Barat ,kakek dari garis ayah beliau bernama Anwar Ibrahim memiliki dua istriSiti Sarah Dan Siti Hajjar. Dari pada Siti Hajjar lahir ayah kandung Tuangku Hanafiah.

Semenjak umur 12 tahun, Tuangku Hanafiah dan adik-adiknya telah kehilangan ayahnya yang meninggal dunia pada usia 40 tahun. Tuangku Hanafiah memiliki dua orang adik yang salah satunya meninggal diusia muda. Pada tahun 2002, Tuangku menikah dengan wanita berdarah Jawa yang akrab dipanggil Ummi Ridha serta dikaruniai tiga orang putra, Muhammad Isa Rabbani, Muhammad Daud Rabbani, Muhammad Ibrahim Rabbani, dan satu orang putri yang meninggal dunia pada usia 2 tahun bernama Az-Zahra Putri Ar-Ridha.

Tuangku Hanafiah hingga kini telah mengambil bai’at 27 Thariqah di dunia, lima diantaranya yang berkembang di Indonesia yakni, Qodiriyah, Naqhsabandiyah, Mawlawiyah, serta Khalawatiyah. Beliau sendiri diamanahkan untuk memimpin Thariqah Qodiriyah Hanafiah, karena secara silsilah beliau masih dzurriyat atau keturunan Syaikh Abdul Qodir Al Jailani di Irak yang ke-19 dari jalur Ahmad Musa Bin Abdul Qodir Al Jailani.

Tuangku Hanafiah telah menerima ilham langsung dari Allah SWT semenjak beliau berumur 17 tahun. Dalam perjalanan spritualnya, Tuangku Hanafiah  sering sekali mengalami peristiwa-peristiwa diluar akal manusia, diantaranya pernah mengalami mati suri sebanyak lebih kurang tujuh kali, salah satunya di saat Tuangku menunanikan ibadah haji ke Mekkah pada tahun 2000. Berita kematian beliau sempat terdengar oleh murid-murid beliau di tanah air. Namun, peristiwa tersebut hanya terjadi beberapa jam saja, dan membuat lega perasaan haru keluarga dan murid-murid beliau. Tuangku bahkan pernah dikubur selama 3 hari 2 malam dan sampai saat ini bekas kuburannya masih ada serta bekas pakaiannya yang dikenakan beliau disimpan oleh murid-murid Tuangku.

Menurut Tuangku Hanafiah, sekalipun ratusan ataupun ribuan kalam ilham yang diterima Tuangku, tidak akan pernah menandingi keagungan Al-Qur’an. Bagi Tuangku, ilham yang diterimanya hanyalah “resep qolbu” dari Allah SWT bagi kita untuk mencapai jalan yang lebih cepat menuju titik terdekat bersama Allah SWT. Sedangkan Al-qur’an dan sunnah ibarat bahan pokoknya yang serta merta wajib dipakai bagi setiap pemakai resep tersebut.

Diantara ribuan kalam ilham yang beliau terima maka diantaranya telah dibukukan dan diterbitkan oleh Litbang Kementerian Agama RI serta diseminarkan diberbagai lembaga termasuk di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.  Semenjak tahun 2000, kalam ilham sirriyah Tuangku Hanafiah juga sudah tersebar ke beberapa negara diantaranya Irak, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat, Mesir, Inggris, Belanda, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Australia dan negara-negara lainnya di Asia Tenggara.

Tuangku Hanafiah, bersama murid-muridnya telah mendirikan beberapa organisasi Islam dan lembaga kajian Tasawuf yang sering diundang dalam seminar Nasional maupun Internasional, termasuk diantaranya, Persaudaraan Muslim Sedunia Foundation, Tasawuf Islamic Centre Indonesia, Majelis Rabbani Indonesia, dan Dewan Ulama Thariqah Indonesia. Khusus Sumatera Barat tepatnya di Nagari Koto Sani Kabupaten Solok beliau mendirikan Pondok Pesantren Tasawuf Rabbani dan Surau Suluk yang dapat menampung empat ribuan jamaah dan menjadikannya Surau Suluk terbesar di Pulau Sumatera.  Pelatihan atau Riyadhah Suluk diadakan sekali dalam tiga bulan dan untuk Suluk Akbar diadakan setiap bulan Ramadhan, saat itu seluruh jamaah Tuangku dari segala penjuru daerah datang untuk menghadirinya. Kehadiran Pondok Pesantren Tasawuf Rabbani serta Surau Suluk diharapkan dapat  memperkenalkan langsung praktek-pratek Tasawuf yang benar dan tidak menyimpang dari aqidah islam dan terbuka untuk masyarakat muslim Indonesia pada umumnya dan khususnya muslim sumatera Barat.
Selama 18  tahun berdakwah, Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah telah  memiliki murid-murid dari berbagai kalangan, Petani, Pedagang, Pengusaha, Pejabat, Militer, Intelektual Bahkan Ulama, yang tersebar diseluruh Indonesia hingga ke Manca Negara. Pada saat ini Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah berdakwah berpindah-pindah daerah di Indonesia. Sumber : Prof (Riset) Dr Ahmad Rahman,MA ( Litbang Kementerian Agama RI )

Jumat, 19 April 2013

NAFSU DAN HAK

Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani

Dunia begitu cantik dengan tatapan mata, manis dengan sentuhan lidah serta wangi dengan ciuman hidung si hamba. Panggilan dunia menjadi nada-nada yang membuai jiwa, hingga pergantian siang dan malam tak terhitung lagi. Semua yang disuguhi dunia begitu nikmat dan serasa nyata, menghilangkan kecurigaan hati terhadap racun yang dikandungnya.
Saudaraku, mencari bukanlah berarti untuk memiliki, walau ia sudah ditangan, karena perbedaan nafsu dan hak terletak diantara mencari dan memiliki. Hamba diberikan nafsu oleh Allah SWT untuk ia dapat berkeinginan dan berusaha untuk mencari apa yang dibutuhkan namun jika sesuatu yang dicarinya telah berada digenggamannya, maka ia mesti memposisikan sesuatu tersebut sebagai barang pinjaman atau titipan Allah SWT.
Ego dan kesombongan manusia  tidak akan muncul, kecuali bila ia merasa apa yang dicari dan yang dicita-citai telah menjadi,“miliknya,”. Nafsu yang semula menjadi hewan tunggangan, berubah menjadi penunggang jiwanya. Oleh sebab itu Hak bukanlah,”sertifikat hak milik”, hamba terhadap sesuatu, namun sebatas,”sertifikat hak guna,” sebagai senjata ampuh untuk mencegah intervensi nafsu melalui,”rasa memiliki,”.
Saudaraku rasa kepemilikan terhadap sesuatu yang ditangan, ibarat bom waktu yang mempunyai daya ledak untuk menghancurkan qalbu hingga berkeping-keping dan tentunya sangat menyakitkan. Betapa tidak, jika seseorang yang hidupnya dipenuhi rasa kepemilikan terhadap segala sesuatu yang didapatinya, kelak mesti siap kehilangan sesuatu tersebut satu persatu, hingga mungkin akan lebih menyakitkan diri untuk memilikinya daripada tidak sama sekali.
Saudaraku, ,”Hak,” adalah,” kepemilikan,” untuk digunakan, bukan kepemilikan yang sebenarnya. Sebab, hanya orang yang hidup dengan rasa dipinjam dan dititipi akan berjiwa amanah, sedangkan orang yang merasa,” memiliki,” lebih banyak lalai, bahkan melecehkan apa yang telah digenggamnya.
Saudaraku, seharusnya nafsu berperan untuk menciptakan langkah- langkah didunia untuk mencari sedangkan Hak adalah pengaman hati bila sesuatu  tersebut ditemui, dan ingatlah Hak yang benar melahirkan perasaan diberi , dititipi sehingga menerbitkan sifat amanah. Yakinlah, cukup hanya Zat Allah SWT yang berhak atas segala sesuatu yang, “ berhak,” di dunia ini
Ya Allah....ya Rabbi.....jangan biarkan diri kami terlantar menjadi maling-maling atas hak-Mu dan segala kepemilikan dunia ini, dan hidupilah hati kami dengan nafas-nafas yang sadari akan segala pemberian-Mu, agar kami tetap berjalan lurus menuju ridhaMu, serta tertarik hanya memeilikiMu saja agar hati ini tetap utuh dihadapanMu......ya Allah Duhai Kekasih yang Maha Tinggi.

Terbangun dalam mimpi

Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani

Terbangun dalam mimpi

Setiap  hamba di dunia ini akan mengakui segala  keterbatasan  dan  kelemahan  dirinya, paling  tidak jika ia telah  bertemu  jalan  “buntu” dunia ini. Segala sesuatu yang dibanggakannya tidak berkutik lagi ketika berhadapan dengan dinding  takdir, dan segala yang diburu “nilai dan harga” akan menjadi barang rongsokan yang  tidak menggigit lagi. Begitu mudah bagi Allah SWT  untuk mempertontonkan kebesaran-Nya, hingga sesuatu yang didewakan, dalam hitungan menit menjadi barang tak ada arti.
Saudaraku, bagi  Allah SWT hanyalah kita sesuatu yang berharga dihadapan-Nya, bahkan segala sesuatu yang diciptakan merupakan fasilitas kenyaman untuk kita dalam kehidupan ini. Tidak sebutir debu pun  yang Allah SWT ciptakan yang  tidak bermanfaat bagi kita, dan tidak satupun ciptaan-Nya menjadi sia-sia tak ada manfaat bagi manusia.
Suatu hal aneh sebenarnya, bila kita mau berfikir, kenapa matahari sebegitu besar berada pada posisi dan jaraknya  yang  tepat  untuk  menerangi  bumi. Dan mengapa bumi  yang hanya satu di antara  jutaan bintang, yang memiliki komposisi tepat untuk dapat dihuni makhluk hidup, hingga udaranyapun memiliki kadar  oksigen yang tepat untuk dihirupi. Begitu rapi dan indah kerja “tangan-Nya”.
Saudaraku, semua yang ada, semua yang duduk pada posisinya, dan semua yang bergerak pada garisnya masing-masing, hanya memiliki pada satu tujuan, seakan-akan dari partikel-partikel yang terkecil hingga matahari yang terbesar tertuju pada “matanya” kepada satu makhluk, yakni kita.
Saudaraku, kita adalah destinasi bagi alam semesta ini, dan Allah SWT  merupakan destinasi diri kita, segala sesuatu datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Tidak hidup, mati dan ibadah kita untuk Allah SWT, namun bukan berarti  Allah SWT butuh eksistensi hamba-Nya, malah sebaliknya hamba selalu butuh Allah SWT, hingga ia haus untuk merasakan eksistensi Allah, walau hanya dalam rasa. Karena kepuasan hati tak akan pernah ada bila tak bersentuhan dengan Tuhannya. Dan jika kepuasan hati hilang dari dada si hamba, maka bersiaplah ia terbangun dari pada dunia ini, lalu menjalani  kenyataan yang lebih buruk dari segala mimpi terburuknya.
Saudaraku, waktu serta perangkat dunia yang Allah SWT sediakan, bukan alat pijat pelepas lelah atau mainan untuk membuai jiwa kita, tapi hadir sebagai perangkat atau program latihan diri, menempah hati dan jiwa menjadi “dewasa” di hadapan Allah SWT. Berfikir tidak sebatas materi, tapi jauh menjangkau waktu dan ruang, serta hidupkan kesadaran sejati dengan merubah wajah dunia ini menjadi sekedar mimpi dan bunga tidur, yang kelak Tuhan akan bangunkan kita di alam “yang sebenarnya “ bersama diri-Nya.
Ya... Allah... Ya Rahman.. Ya Rohim.., peliharalah kami dalam tempat-Mu dan dekatkan kami kepada apa-apa yang Engkau cintai, serta dampingilah kami dengan hikmah-hikmah pengetahuan-Mu, agar kami  menjadi orang-orang  yang  tersadar sebelum kami terbangun dalam mimpi yang Engkau ciptakan ini... Ya Allah wahai  zat yang  Maha Tinggi.

Kamis, 18 April 2013

Kedekatan Yang Mengasyikkan

SESUNGGUHNYA, kedekatan Allah SWT tidak dapat diukur dengan alat apapun didunia ini, bahkan kata “dekat” itu sendiri tak dapat mengungkap arti kedekatan sebenarnya. Dekat-Nya Allah SWT terhadap hambaNya adalah kedekatan yang tidak berjarak dan tidak berperantara, hingga tiada sesuatu didunia ini yang menandingi keindahan dari kedekatan-Nya tersebut.
Saudaraku, kedekatan-Nya tak dideteksi dengan mata dan akalmu, ia dapat disentuh dengan hati yang”Hidup” dengan rasa yang asyik bersama-Nya. Hanya hati yang asyik adalah hati yang telah menemukan wajah diri-Nya, yakni melepaskan segala ketergantungan kecuali kepada Allah SWT. Sebab, ketergantungan kepada-Nya merupakan sifat dasar yang wajib dimiliki hati hamba.
Mari selaraskan gerakan jiwa dan ragamu dengan gerakan hati yang bergantung hanya kepada Allah SWT, agar segala tindakan dan perbuatan kita selalu bersentuhan dengan keridhaan-Nya. Jadikanlah dirimu menikmati segala permasalahan dengan hati yang asyik bersamanya. hati yang telah “ Asyik “ selalu dapat menerima segala kemungkinan yang terburuk didunia ini.
Saudaraku, jadikanlah hatimu yang bersih dan suci dari segala harapan, kecuali berharap hanya kepada Zat Allah SWT. Seseorang  hamba yang telah mengembalikan hatinya hanya berharap dan bergantung hanya kepada Tuhannya, maka sekali lagi dipastikan dia akan menikmati segala hal yang datang, sebab ia telah asyik menyaksikan wajah Allah SWT dibalik setiap yang datang dan yang pergi dari dirinya.
Saudaraku, sesungguhnya Allah SWT tidak pernah menyembunyikan diri-Nya dari pada kita. Dia setiap saat selalu memberi isyarat akan kehadiran-Nya dekat dengan diri kita. Namun, lantaran hati kita masih dipenuhi dengan berharap kepada yang lain, hingga isyaratnya yang begitu jelas dan nyata tidak “ Terbaca “ didepan kita.
Berdoa’alah, “Ya...Allah...,Ya....Rabbi, jadikanlah kami hamba yang selalu bergantung kepada-Mu, hingga hati kami asyik dalam kedekatan-Mu dan peliharalah hati kami dengan rasa rindu kepada-Mu, dan dampingilah setiap niat dan usaha kami dalam berharap dan bercita-cita kepada-Mu, serta sadarkanlah kami, bahwasanya Engkaulah satu-satunya Zat yang paling dekat, hingga kedekatan-Mu melebihi dari apa-apa yang dirasa oleh hati kami sendiri.....Ya Allah......hanya Engkaulah yang mengasyikkan hati hamba-Mu.
Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani

Beserta Diri-Nya

Tuangku Syaikh  Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani

Beserta Diri-Nya

BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM......, dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kalimat ini sering kita ucapkan, paling tidak sebelum makan dan minum. Terlepas apakah itu sekedar kebiasaan ataupun memang hanya sebagai penambah nikmat untuk makan dan minum, kita adalah makhluk yang selalu lupa untuk menyadari kebersamaan denganNya. Dan kita telah mengetahui, basmalah adalah kalimat yang mesti kita ucapkan dalam setiap tindakan dan perbuatan. Namun hingga hari ini, sejauh mana hati kita menyertakan Allah SWT dalam penyebutan kalimat tersebut, apakah hanya sebatas” Garis Start” untuk memulai segala tindakan? Atau menjadikan kalimat basmalah sebagai kalimat” Sakti” untuk mendongkrak sugesti dan keyakinan dalam berbuat dan memutuskan?
Saudaraku, penyebutan basmalah merupakan awal bagi diri seseorang hamba untuk menyadari, bahwasanya Allah SWT selalu dekat, mengetahui dan memahami apa-apa yang dikerjakannya. Kalimat tersebut adalah sandaran hatinya untuk menjadikan Tuhan-nya sebagai pendamping yang paling dekat dalam segala perbuatanya.
Sertakanlah Allah SWT di setiap gerak gerikmu, dan jadikanlah basmalah sebagai pembuka hatimu akan kenyataan Allah SWT bersamamu.Jika  gerak dan perbuatan sangat dekat dengan dirimu,maka kebersamaan Allah SWT pasti amat dekat lagi dengan dirimu.jadikanlah kebersamaan dengan Allah SWT lebih mendahului segala gerak dan perbuatanmu,niscaya engkau akan di selamatkan Allah SWT dari segala gerak dan perbuatan dan sesuatu yang akan mencelakaimu.
Saudaraku,hamba yang mengucapkan basmalah,adalah hamba yang telah menjadikan Allah SWT tujuan dari segala tujuan, karena kalimat tersebut bukan sekedar mengajarkan hati untuk selalu ingat selalu kepada-Nya, melainkan juga untuk mangembalikan kesadaran hati hamba “ dari mana ia bermula dan akan kemana ia berakhir”. Dan pastinya, seseorang yang sadar dengan itu, ia akan menjaga sikap dan perbuatannya dalam mencapai segala hal di dunia ini.
Saudaraku, jadikanlah basmalah adalah kalimat yang pertama sekali engkau ucapkan sebelum kalimat lain, dan jadikanlah basmalah kalimah yang hidup dalam setiap gerak dan gerikmu dengan merasai Allah SWT amat dekat, melebihi kedekatan perbuatanmu dengan dirimu sendiri.
                Sesungguhnya hamba-hamba yang menjadikan basmalah sebagai pemicu hatinya untuk merasakan Allah SWT sebagai Zat yang paling dekat dengan dirinya, maka hamba tersebut telah meletakkan dirinya kedalam tangan Allah SWT sehingga energi dan kekuatan yang diucapkan dan apa-apa yang diperbuatnya adalah berasal dari Allah SWT sendiri.
Dan mintalah, “Ya.....Allah......Ya Rabbi, jadikanlah diri kami hamba-hamba yang membuat dirimu senang dan ridha kepada kami, dan ajarkan kepada hati kami segala pengetahuan yang membuat kami takjub terhadap diriMu, dan bimbinglah kami kepada gerak dan gerik yang selalu mendahului keinginan-keinginanMu daripada keinginan hawa nafsu kami, dan bentuklah diri dan jiwa kami dengan tangan-Mu dan Tarbiyah-Mu, agar kami hidup dalam segala keinginan-Mu.. Ya Allah.

Rabu, 17 April 2013

Dengan 
Wakil Menteri Agama RI Prof. DR. Nasaruddin Umar, MA
Dalam Milad Majelis Rabbani Indonesia Ke 18